BINTANG MAP – Dokumen mengandung informasi yang sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis organisasi/perusahaan baik skala kecil maupun skala besar. Saat ini masih banyak organisasi/perusahaan yang memiliki kendala berkaitan dengan pengelolaan dokumen perusahaan, sehingga mengakibatkan kehilangan dokumen penting. Kejadian tersebut sebagian besar terjadi karena kesalahan dalam proses pengelolaan penyimpanan dokumen (miss-place). Tidak ditemukannya sebuah dokumen yang dibutuhkan dapat membuat karyawan panik dan dapat meningkatkan tingkat stress karyawan serta mengurangi produktivitas. Permasalahan ini juga dapat mengganggu alur follow up dokumen internal maupun eksternal. Artikel ini akan membahas cara mengelola dokumen secara efisien. Yuk simak
Dokumen sendiri terdiri dari banyak variasi bentuk dan isinya biasa nya yang umum adalah berupa lembaran kertas dalam berbagai ukuran. Pada prosesnya langkah awal dalam proses pengelolaan dokumen adalah penyimpanan. Dimana proses penyimpanan ini memerlukan beberapa peralatan penunjang yang bisa mendukung kemudahan dalam pencarian serta pelestarian dokumen itu sendiri.
Peralatan pertama yang wajib dalam proses penyimpanan yaitu lemari arsip ataupun rak arsip. Ada banyak jenis dan ukuran lemari arsip yang beredar saat ini, dari lemari arsip skala kecil seperti Cupboard hingga skala medium dan besar seperti Store-A-Lot dan lemari arsip geser.
Pemilhan jenis dan bahan lemari arsip yang sesuai sangat membantu anda dalam mengelola dokumen – dokumen yang ada dalam kantor anda. Biasanya lemari arsip berbahan metal merupakan salah satu lemari arsip yang banyak digunakan oleh beberapa perusahaan. Karean selain tahan lama lemari arsip berbahan metal ini memberikan keamanan yang cukup tinggi bila disertai dengan sistem penguncian yang baik.
Akan tetapi jika kita menginginkan nuansa yang berbeda dalam ruang penyimpanan dokumen kita. Lemari arsip berbahan kayu bisa digunakan untuk memberikan kesan design ruangan yang alami dan hangat, tapi saat ini lemari arsip berbahan dasar kayu sudah sangat jarang ditemukan karena pada umumnya lemari arsip berbahan metal saat ini lebih digemari oleh kalangan pengelola kearsipan.
Dokumen yang berbahan dasar kertas biasanya sangat rentan dari berbagai kerusakan seperti air, cuaca dan serangga dan masih banyak lagi, oleh karena itu penggunaan map atau folder bisa menjadi solusi untuk mengurangi resiko kerusakan pada dokumen anda.
Penggunaan folder ini juga memudahkan anda menyimpan satu jenis dokumen yang sama dalam satu map tersndiri. Sehingga dalam pencarian kembali dokumen tersebut kita cukup mencari folder / map tersebut saja berdasarkan informasi jenis dan datanya.
Saat ini variasi map atau folder yang beredar dipasaran pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu map standar dimana penyimpanan map ini diletakan diatas shelf lemari penyimpanan anda ataupun map gantung (Hanging Map).
Selain lemari arsip dan folder dalam mengelola dokumen kita juga memerlukan sebuah sistem pengelolaan yang bisa mengatur dan memberikan standar pengelolaan dokumen yang terorganisir. Saat ini berbagai sistem pengeloaan dokumen banyak sekali beredar dipasaran. Documen Management System (DMS) dan Enterprise Content Management (ECM) merupakan beberapa software pengelolaan dokumen yang paling diminati oleh para pengelolaan kearsipan. Betapa tidak sistem ini mampu memberikan jawaban atas semua kebutuhan pengelolaan dokumen hanya dalam satu aplikasi, seperti keamanan, kecepatan, kemudahan dan lain sebagainya.
Yang tidak kalah pentingnya dari ketiga hal tersebut diatas adalah SDM. Dimana SDM ini lah yang akan melakukan semua kegiatan pengelolaan dokumen. Dalam ruang lingkup pemerintahan tugas ini diberikan kepada Arsiparis. Akan tetapi semua orang sesungguhnya bisa melakukan kegiatan pengelolaan dokumen ini dengan mempelajari beberapa pengethuan umum. Mengenai bagaiamana cara mengelola dokumen kearsipan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.
Bintang Nusantara Maps – Membaca sambil menikmati gorengan memang mengasyikkan. Tapi seringkali tanpa sengaja, jari-jari berminyak Anda menyentuh lembaran buku. Alhasil, lembaran kertas tersebut terkena noda minyak.
Jangan panik, noda tersebut dapat dihilangkan dengan cara yang cukup mudah. Ambil saja garam dapur secukupnya lalu gosok-gosokkan pada bagian yang terkena minyak. Jemur halaman buku tersebut di bawah panas matahari maka noda minyak akan hilang. Selamat mencoba!
Cover Makalah – Dengan menggunakan Microsoft Word anda tidak perlu mendesain covernya secara manual karena sudah disediakan secara otomatis di microsofot word yang tidak kalah keren dan unik. Langsung saja simak dan perhatikan langkah-langkah membuat cover makalah di word.
Sebelumnya silahkan buka microsoft word lalu buka makalah yang sudah anda buat sebelum, atau anda juga bisa membuat dokumen baru untuk cover secara terpisah.
Langkah pertama, kita akan memilih desain, caranya pilih menu Insert (panah no.1), pilih Cover Page (panah no.2), lalu pilih desain sesuai selera anda sebagai contoh disini saya memilih desain Puzzle (panah no.3).
Langkah ke dua, kita akan menambahkan judul, subjudul, dan penjelasannya sesuai dengan isi makalah. Caranya, silahkan tulis judul (panah no.1), sub judul (panah no.2), dan keterangan atau penjelasannya (panah no.3).
Langkah ke tiga, disini kita akan menghapus bagian-bagian yang tidak terpakai Caranya klik bagian yang ingin anda hilangkan lalu tekan Del atau Backspace pada keyboard 2 kali (panah no.1), maka bagian yang anda pilih akan hilang.
Nah hanya dengan tiga langkah saja anda sudah bisa membuat cover makalah dengan word yang bagus, selebihnya silahkan anda kreasikan sendiri sesuai selera.
Map Raport Ijazah – Buku memang sangat terkenal sebagai guru bagi semua orang. Bagi Anda yang mempunyai hobi membaca, pasti memiliki atau punya koleksi buku yang sangat banya bukan? Nah membahas soal beberapa buku, hal yang harus Anda perhatikan adalah bagaimana cara merawat buku.
Kunci pertama untuk merawat buku adalah anda harus punya tempat.
Kalau tidak, buku akan rusak dengan cepat.
Karena tidak ada tempat yang pasti, buku akan tercecer. Dan kalau tercecer, buku anda bisa kena cipratan kopi, dirusak anak, dan hal buruk lain yang bisa terjadi.
Dan tempat paling bagus adalah dengan memakai rak atau lemari buku.
Desainnya tidak perlu unik, cukup seperti lemari biasa. Dan belilah rak buku yang kuat dan kokoh. Harganya berkisar ratusan ribu rupiah.
Anda bisa langsung beli yang agak besar, karena seiring waktu buku yang terkumpul semakin banyak.
Uang saya tidak cukup, butuh waktu lama untuk menyisihkannya.
Ada beberapa cara :
1. Selagi menyisihkan uang, taruhlah buku di satu tempat – misalnya kamar anda.
2. Jika anda kreatif, carilah lemari atau rak apa saja yang sudah tidak terpakai. Lakukan sedikit modifikasi dan taruh buku anda disitu.
3. Carilah lemari atau rak bekas dari tetangga, teman, atau kenalan anda. Pastikan kuat dan kokoh.
Dengan 3 cara diatas anda tak perlu susah-susah menghabiskan uang.
Tips kedua ini terlihat remeh, tapi sangat penting.
Beli sampul plastik buku yang bening, lalu tutupi buku dengannya. Jangan terlalu ketat atau longgar.
Saya relatif jarang menyampuli buku, karena bagi saya sangat merepotkan. Malah kadang membuat buku rusak. Karena itu, jika anda seperti saya, jangan paksa untuk menyampuli buku anda – karena akan sia-sia.
Alternatifnya, carilah teman anda yang tangannya rapi dan minta bantuan.
Saya pribadi juga agak malas membatasi halaman buku. Biasanya langsung dilipat. Memang sih, dampaknya tidak akan terlalu besar.
Tapi kalau mau buku anda terlihat benar-benar perfect, maka pakailah pembatas. Gunakanlah kertas yang agak keras sebagai pembatas.
Hal ini untuk menghindari kerusakan jilid buku dan cover-nya apabila ditumpuk.
Hal ini bukan masalah besar bagi saya. Buktinya, buku ayah saya disusun bertumpuk tapi tetap bagus setelah belasan tahun. Jadi, bukanlah faktor yang amat besar.
Jangan campur buku. Pisahkan sesuai kategorinya.
Hal ini berguna agar anda mudah mencari buku. Jadi, jika buku anda masih berantakan pengaturannya, atur ulang.
Contoh langkah mengkategorikan :
Keluarkan buku dari rak dan bersihkan dengan kain kering, kemonceng, atau alat kebersihan lain – hindari menggunakan alat yang basah.
Cek juga rak dan buku, apakah ada serangga, lubang, atau kerusakan lain. Untung menghindari serangga, anda bisa lihat pada tips selanjutnya.
Kedua hal diatas sebaiknya anda lakukan selama 1 atau 2 bulan sekali.
Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan penekukan buku (untuk menandai halaman). Tapi penting juga untuk menjaga kualitas buku.
Tapi janganlah melipat buku (melipat jadi dua). Karena tidak akan enak dilihat jika mau dibaca kembali.
Apalagi mencorat-coret atau menggarisi. Hal tersebut akan sangat menganggu jika ada orang lain yang membaca. Jika memang diperlukan, catatlah di buku khusus catatan.
Salah satu hal paling merepotkan adalah jika buku anda termakan oleh serangga.
Oleh karena itu, ada beberapa tips untuk menghindarinya :
1. Beri kamper
2. Taruh biji lada putih dalam kain di dalam rak
3. Taruh arang dalam amplop di dalam rak
Pilih salah satu dari 3 cara diatas.
Taruhlah rak atau buku di dalam tempat yang memiliki cahaya yang cukup untuk membatasi ngengat.
Anda bisa membuka jendela kamar untuk membiarkan sinar matahari masuk. Tapi ya jangan terlalu ekstrim, misalnya tetap menyalakan lampu pada saat tidur. Hehehe.
Tapi jangan juga biarkan buku terkena sinar matahari langsung supaya buku tidak kuning dan bergelombang. Oleh karena itu cermatlah dalam mengatur pencahayaan di dalam kamar.
Setidaknya hindari kontak langsung dengan dinding. Supaya serangga tidak merambat.
Karena kelembaban adalah hal yang berbahaya bagi buku, maka solusinya adalah memberikan celah/ventilasi udara.
Selain itu, kalau anda punya AC bisa mengatur hal ini : kelembapan relatif 45-60 persen dengan temperatur 20-24 Celsius.
Tapi ya, tidak punya AC bukan masalah yang terlalu besar.
Hal ini termasuk yang paling saya hindari.
Karena memfoto kopi dapat merusak jilid buku dengan mudah.
Ini tips yang simpel tapi banyak orang tidak mau melakukannya.
Padahal lemak dari makanan, atau zat-zat lain dapat membuat buku kuning dan merubah warnanya.
…Jadi selalu bersihkan tangan sebelum membaca buku.
Satu lagi tips simpel yang banyak orang malas melakukannya.
Jangan meminjamkan buku anda dengan begitu mudah.
Maksud saya bukan pelit. Tapi untuk menjaga buku, sebisa mungkin buat perjanjian saat orang meminjam buku.
Misalnya :
1. Dia tidak boleh merusak buku
2. Jika hilang harus ganti dengan buku baru
3. Dan sebagainya.
Tentu saja bilang dengan tutur kata yang sopan. Bilang kalau anda tidak pelit, tapi hanya untuk kenyamanan bersama.
Kardus dan kayu mengandung asam yang bisa membuat kertas menjadi kuning. Karena itu, usahakan memberi pembatas plastik atau bookend.
Hal ini karena buku yang sudah terinfeksi bisa menular ke buku lain.
Karena itu selalu periksa buku anda setiap 1 atau 2 bulan. Dan segera pisahkan buku yang telah terkena rayap atau jamur di tempat khusus.
Jangan pernah melakukannya!
Serangga mungkin akan pergi jauh-jauh. Tapi buku dan mata anda akan rusak.
Buku langka yang tua (berpuluh-puluh sampai ratusan tahun) memiliki cacat yang sering ditemukan.
Yaitu halaman yang sering menempel satu dengan yang lain.
Solusinya adalah dengan merendam kertas yang lengket di air selama setengah jam dan angin-anginkan sampai kering.
Terima kasih sudah mengunjungi website kami. Semoga bermanfaat dan sukses selalu 🙂
2. Bagi Orang Tua
* Membantu anaknya belajar
* Memotivasi anaknya belajar
* Membantu sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
* Membantu sekolah dalam melengkapi fasilitas belajar di rumah
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
* Hasil penilaian digunakan guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru agar mengajar lebih baik, dan membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat.
Dengan mengetahui fungsi buku raport seperti yang sudah dituliskan diatas, semoga siswa, orang tua, guru maupun wali kelas dapat mengambil sikap yang tepat pada semester berikutnya agar terjadi peningkatan kompetensi siswa..
Nah sudahkah anda semua memfungsikan raport yang diterima setiap semester dengan baik dan benar ?
Terima kasih sudah mengunjungi website kami. Semoga bermanfaat dan sukses selalu 🙂
Bagi Anda yang mempunyai hobi membaca dan mengkoleksi buku pasti terdapart banyak buku dirumahnya. Nah, pernah pasti Anda mendapatkan buku yang berjamur dan bau apek. Bagaimana cara Anda mengatasinya?
Dan berikut adalah apa yang harus Anda lakukan
Terima kasih sudah mengunjungi website kami. Semoga bermanfaat dan sukses selalu 🙂
Tentunya bagi Anda yang setelah lulus sekolah mempunyai buku yang sudah tidak terpakai lagi. Atau bagi Anda yang gila buku, novel, senang membaca sudah dipastikan akan banyak buku dirumahnya. Sebenarnya bagaimana cara menyimpan buku dengan baik dan benar? Yuk mari kita bahas !
Kondisi Rak
Untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama, buku sebaiknya disimpan di rak buku tertutup dan terbebas dari debu atau kotoran. Agar tetap mudah dilihat, penutup rak sebaiknya dari kaca atau plastik. Jika rak kita terbuka, tempatkan di lokasi yang tidak mudah terkena debu, kotoran dan air. Pastikan rak tidak tertutup sangat rapat guna menghindarkan lembab, sebab jika tidak ada sirkulasi udara, buku jadi mudah berlumut atau berjamur. Disarankan agar rak atau lemari buku yang tertutup sering dibuka minimal 1 minggu sekali agar sirkulasi udara baik.
Bagi yang memiliki rak buku dari kayu, pastikan rak tersebut cukup kokoh dan kuat menahan beban buku-buku yang berat dan banyak. Jangan lupa untuk memastikan kayunya diberi lapisan anti rayap, sekaligus untuk menghindari keluarnya uap asam dari kayu yang bisa merusak buku.
Jangan menyimpan buku di dalam kardus, sebab kardus mengandung asam yang bisa mengenai buku kita dan merusaknya. Buku-buku yang disimpan di dalam kardus akan mudah menguning dan lama-kelamaan akan rusak atau lapuk.
Rak buku yang kita pilih bentuknya bisa bermacam-macam, tidak mutlak harus dari kayu atau besi. Barang-barang apa saja bisa dimanfaatkan kembali menjadi rak dengan kreatifitas dan selera masing-masing. Akan lebih baik jika level paling bawah rak memiliki sedikit jarak dengan lantai, tidak melekat pada lantai guna memperoleh sirkulasi udara yang baik, juga untuk menghindarkan dasar rak agar tidak mudah lembab atau terkena genangan air.
Kondisi Ruangan
Jika ruang baca atau perpustakaan kita bersebelahan langsung dengan bagian luar rumah, rak buku juga sebaiknya tidak menempel ke dinding. Beri sedikit jarak dengan dinding beberapa sentimeter agar kelembaban dan suhu luar yang berubah-ubah tidak merusak buku kita.
Buku lebih menyukai cahaya yang redup dan bahkan gelap, jadi sebaiknya letakkan rak buku di tempat yang terhindar dari cahaya dan sorotan sinar matahari langsung atau cahaya lampu lainnya, terutama yang mengandung ultra violet (UV). Buku akan mudah rusak jika terlalu sering terkena UV dan warna buku akan memudar.
Ruang tempat menyimpan buku yang ideal adalah yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu lembab. Suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi bisa menghasilkan reaksi asam dan membuat kertas menjadi busuk. Kelembaban di atas 60% akan membuat kertas menjadi lembek dan menyebabkan pembusukan asam, sementara kelembaban di bawah 40% akan membuat kertas menjadi rapuh dan kering.
Suhu sekitar 20 derajat C dan kelembaban sekitar 50% sering dianggap lingkungan yang ideal buat buku. Hindari juga suhu dan kelembaban yang fluktuatif (naik turun cukup tinggi), sebab bisa menyebabkan kerusakan buku. Itu sebabnya lebih sering disarankan agar buku disimpan di ruangan ber-AC untuk mengendalikan pengaturan suhu dan kelembabannya.
Kondisi Buku
Jauhkan buku dari makanan dan tanaman. Buku mengandung zat organik yang bisa menarik serangga atau binatang pengerat. Jika berada di dekat tanaman, serangga atau organisme yang ada di tanaman dikhawatirkan pindah ke buku dan merusak kertas-kertas buku.
Letakkan buku dengan posisi berdiri di dalam rak. Buku memang dirancang untuk diposisikan berdiri. Jangan meletakkan buku dengan posisi punggungnya menghadap atas karena tekanan gravitasi akan membuat kerapatan jilid buku menjadi kendor. Hal ini akan menyebabnya kertas mudah lepas dari jilid.
Buku juga tidak baik diletakkan secara menumpuk atas bawah. Meskipun terlihat praktis dan aman, tapi sebenarnya menumpuk buku di atas buku lain akan membuat buku di bawahnya menjadi tertekan, dan ini akan mudah merusak jilid buku.
Selain ditata berdasarkan topiknya, koleksi buku kita juga sebaiknya ditata berdasarkan ukurannya. Kelompokkan buku berdasarkan tingginya dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Jangan mengapit buku pendek di antara buku yang lebih tinggi, sebab buku tersebut akan kekurangan sirkulasi udara alias pengap dan mudah rusak.
Jangan juga menyusun buku terlalu rapat dan padat, berika sedikit cela untuk sirkulasi udara. Kalau jumlah koleksi buku kita belum bisa memadati rak buku, gunakan pengapit atau penyangga buku (bookend). Buku yang dijejer terlalu longgar akan mudah roboh dan menyebabkan buku tertekuk atau bengkok. Gunakan bookend yang tipis supaya mudah diselipkan di bawah buku.
Kalau ada saran tambahan, kasih tahu di kolom komentar ya! Selamat mencoba ^^
Semoga bermanfaat 🙂
Kalau ternyata apa yang termuat didalamnya ada kesalahan, maka diadakan perubahan dan pembetulan seperlunya. Dalam hal ini yang berhak mengadakan pembetulan itu bukan pengadilan, melainkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai instansi yang membuat sertifikat tanah. Pihak yang merasa dirugikan karena kesalahan dalam sertifikat tersebut dapat mengajukan permohonan ke BPN untuk melakukan perubahan atas sertifikat yang di maksud dengan melampirkan putusan pengadilan yang menyatakan adanya kesalahan.
Artikel sebelumnya telah kami bahas trik membuat map sederhana dengan kertas, kini kami akan memberi tips lagi cara Membuat Map Kantong yang Tahan Lama. Berikut caranya :
Ambil tiga potong kertas berukuran 21,6 x 27,9 cm.
Metode ini menggunakan tiga lembar kertas berukuran 21,6 x 27,9 cm untuk membuat map.[6] Secara umum, semakin berat kertas yang Anda gunakan, semakin lebih tahan lama juga map ini nantinya. Kertas kartu nama merupakan pilihan yang lebih baik, diikuti oleh kertas karton, tetapi Anda dapat juga menggunakan kertas HVS biasa jika terpaksa.
Dengan ukuran kertas yang digunakan di sini, Anda diasumsikan akan menyimpan sebagian besar kertas bergaris/catatan ke dalam map. Jika Anda perlu untuk menyimpan dokumen cetak yang yaitu kertas yang sudah berukuran 21,6 x 27,9 cm, maka siapkan tiga lembar kertas yang sedikit lebih besar lagi untuk membuat map. Namun, tentu saja ukuran kertas tidak memiliki efek terhadap proses pembuatan map selanjutnya.
Jika Anda harus menggunakan kertas HVS biasa, Anda dapat menggunakan enam lembar bukannya tiga dan menggunakan lem kertas untuk menggandakan setiap lembarnya.
Sejajarkan dua lembar kertas.
Ambil dua lembar kertas Anda dan sejajarkan sehingga keduanya benar-benar rata dengan satu sama lain. Jika Anda memilih kertas kartu nama dengan desain pada satu sisi saja, maka pastikan bahwa desain pada setiap lembar menghadap ke luar karena ini akan menjadi bagian depan sekaligus belakang sampul map Anda.
Rekatkan kedua kertas bersama-sama.
Dengan dua lembar kertas berdampingan sejajar pada sisinya, gunakan selotip panjang untuk merekatkan keduanya dan membuat bagian “tulang belakang” map Anda. Gunakan selotip pada lembar kertas petama sehingga setengah dari lebar selotip membentang dari salah satu sisi panjang pada kertas tersebut, dan kemudian lipat selotip itu untuk melengketkan paruh kedua dari selotip pada lembar kertas yang kedua
Cobalah untuk menempelkan selotip pada kedua lembar kertas tersebut tanpa menimbulkan lipatan ataupun gelembung udara di dalam tempelan tersebut.
Pastikan kedua lembar berada pada posisi sejajar dan rata saat Anda merekatkannya atau map tersebut tidak akan menutup dengan simetris.
Untuk memperkuat map Anda, bisa juga merekatkan selotip tambahan pada setiap sisi sampul di atas tepi selotip yang pertama tersebut.
Rekatkan bagian dalam “tulang belakang” map
Setelah Anda merekatkan bagian luar dengan selotip, buka map dan rekatkan juga selotip lain di tempat yang sama tetapi di sepanjang bagian dalam lipatan. ini akan memperkuat map Anda, dan juga akan menutupi bagian dari selotip yang berlebih dari sisi lainnya sehingga tidak menempel pada isi map Anda.
Potong 0,6 cm dari lembar ketiga kertas
Untuk mulai membuat kantong, Anda harus terlebih dahulu memotong sekitar 0,6 cm dari lebar lembar kertas ketiga. Dengan begitu, berarti Anda akan memangkas sepanjang arah kertas. Hasil akhirnya akan menjadi lembaran kertas yang berukuran 20,9 x 27,9 cm .
Potong lembar ketiga kertas menjadi setengah.
Anda akan menggunakan ini satu lembar kertas untuk membuat kedua kantong dalam pada map, sehingga Anda perlu dipotong menjadi dua bagian. Potongan ini akan tegak lurus dengan potong sebelumnya terhadap sisi kertas dan Anda akan memiliki dua lembar kertas yang keduanya sekitar 13,9 x 20,9 cm.
Rekatkan kantongnya
Ambil salah satu potongan yang lebih kecil dan sesuaikan posisinya dengan salah satu sudut bawah bagian dalam map. Anda akan menempatkan lembar kecil ini dengan sesuai sehingga sisi 20,9 cm sejajar dengan sisi 21,6 cm pada sampul mapnya. Setelah Anda memiliki sudut-sudut tersebut sejajar sempurna, gunakan selotip yang melipat diatas kedua tepi kertas, sama seperti yang Anda lakukan pada langkah 3.
Sekali lagi, cobalah untuk menjaga selotip menempel lurus tanpa lipatan atau gelembung udara di bawahnya.
Seperti pita pada lipatan tulang belakang map, Anda harus memperkuat kantong-kantong ini dengan selotip tambahan yang tumpang tindih terhadap tepi selotip yang pertama. Hal ini akan setidaknya menambah umur map tersebut walau sedikit.
Ulangi proses untuk map kedua di sisi lain.
Sesuaikan map dengan selera Anda.
Jika Anda memilih kertas biasa dan bukan kertas kartu nama dan bermotif, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan map Anda dengan stiker, gambar, atau bahkan gambar subjek tertentu.
Nah, cukup mudahkan cara membuat map? Selamat mencoba 🙂